banner available

Bermain Segmen di Bengkel Motor

Usaha Bengkel Motor menjanjikan.  Foto Pontianak Post
Usaha Bengkel Motor menjanjikan.  Foto Pontianak Post

Sepeda motor jelas bukan barang mewah lagi. Hampir setiap rumah tangga punya lebih dari satu sepeda motor. Bengkel sepeda motor pun tumbuh dimana-mana, dari kios dengan luas seadanya, hingga gedung besar dengan peralatan dan suku cadang serba ada. Kini muncul segmentasi di bisnis bengkel sepeda motor.
Agar kendaraan selalu dalam keadaan baik, maka diperlukan perawatan dan servis berkala. Bahkan diperlukan juga perbaikan-perbaikan bagian yang rusak, untuk itu sangat dibutuhkan jasa bengkel motor. Makin hari penambahan populasi kendaraan bermotor makin meningkat.
Bahkan hampir setiap orang punya dan membutuhkan sepeda motor. Kepadatan aktivitas di jalan menuntut kenyamanan untuk itu. Kendaraan yang dipakai harus selalu dalam keadaan baik. Agar kendaraan selalu dalam keadaan baik, maka diperlukan perawatan dan servis berkala bahkan diperlukan juga perbaikan-perbaikan bagian yang rusak, sehingga keberadaan jasa bengkel motor sangat dibutuhkan.

Namun seiring makin banyaknya varian sepeda motor, seperti; bebek, matic, sport, motor gede, hingga motor-motor lawas, kini bermunculan bengkel motor yang bermain pada segmen tertentu. Bengkel-bengkel ini hanya mengkhususkan diri melayani segmen tertentu saja. Untuk motor gede dan sport ber-cc besar misalnya ada Mr Badoet Motor di Jalan Budi Karya dan beberapa bengkel lain. Untuk bengkel motor tua ada di Jalan Panglima Aim dan daerah lainnya. Sementara bengkel modifikasi bertebaran di seantero Pontianak.

Bengkel-bengkel mulai menyasar profil seseorang. Usaha bengkel ini memandang orang berdasarkan kelas sosial, gaya hidup maupun kepribadain seseorang. Ada yang menyasar pelajar dan mahasiswa yang suka memodifikasi motor. Ada yang mengincar konsumen dari pekerja kantoran yang mementingkan keiritan bahan bakar.

Bahkan ada yang menargetkan motor-motor rusak parah, seperti bengkel milik Sarif (31) di Jalan Tanjung Raya II.  “Saya lebih sering menangani motor orang yang sudah turun mesin atau rusak parah untuk dijual kembali. Biasanya. Agak mahal memang untuk membeli sparepartnya. Di sekitar sini jarang yang melayani perawatan berat, jadi saya khusus di servis berat saja,” kata dia.

Lain halnya dengan, Wisnu (30) di Jalan Panglima Aim yang memfokuskan bengkelnya untuk meladeni para pemilik sepeda motor jadul. Kembali trennya motor-motor tua membuat bengkelnya laris manis. “Bahkan banyak orang yang minta motornya dimofidikasi menjadi motor tua,” kata dia.

Sementara Platinum Motor di Jalan H Agus Salim menanangani segala macam modifikasi motor, dari penggantian spare part variasi hingga pengecatan sepeda motor. Sang pemilik, Joni (31) menyebut, sebelumnya dirinya melayani servis umum saja. Tetapi banyak konsumennya yang memintanya untuk modifikasi. “Akhirnya saya buka bengkel modifikasi juga. Ternyata banyak yang tertarik,” imbuh dia.

Bahkan keuntungan dari bengkel modifikasi jauh melebihi ketika dia melayani bengkel umum. Pasalnya tidak sedikit orang yang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membuat tampilan sepeda motornya menjadi lebih aksi dan trendi. “Dalam sebulan biasanya keuntungan saya bisa sampai Rp 20-30 juta. Sedangkan kalau sepi paling belasan juta saja,” pungkasnya. *
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment