banner available

Laris Manis Bisnis Hantaran Pengantin

HANTARAN : Aneka perlengkapan barang hantaran pernikahan yang disewakan di Ellasta. Ada juga menjual produk souvenir untuk acara resepsi. FOTO HARYADI/PONTIANAKPOST

Bisnis hantaran pernikahan menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Tak perlu modal besar untuk usaha satu ini. Cukup mengandalkan kreatifitas, Anda sudah bisa meraup untung. Ada banyak pernak-pernik barang hantaran yang bisa dikelola menjadi sumber pendapatan. Bila fokus menggelutinya, keuntungan yang didapat pun kian besar.

Hantaran pernikahan menjadi salah satu bagian adat budaya Indonesia. Ada banyak ragam pernak-pernik hantaran ini. Jika harus membuatnya, membutuhkan waktu yang cukup lama. Banyak orang yang kemudian memilih memanfaatkan jasa pembuatan barang-barang hantaran. Inipun ditanggapi positif oleh sejumlah orang, meraih pendapatan dengan jasa pembuatan barang hantaran tersebut.

Salah satunya Kartini (46 th), pengelola di Ellasta yang beralamat di Jalan Swignyo, Pontianak. Saat dijumpai Probis, dia sedang asyik merangkai bunga untuk pokok telur atau orang menyebutnya pokok telok. Dikatakan dia, usaha yang baru dirintis dua tahun belakangan ini cukup menjanjikan. Rata-rata setiap bulannya dia bisa meraup omzet Rp 5 - 6 juta. Akan bertambah banyak di musim pernikahan, seperti setelah lebaran haji saat ini. “Sekarang ini pesanan kian banyak. Mulai dari souvenirnya, pokok teloknya, hingga kotak hantaran, baik untuk baju, maupun untuk tempat cincin,” beritahunya.

Souvenir dijual dengan ragam harga. Sebab kata dia, pangsa pasarnya pun sedikit berbeda. Ada hantaran mewah yang ditujukan kepada mereka yang memiliki anggaran nikah besar. Ada pula hantaran pernikahan yang lebih sederhana bagi mereka yang anggaran nikahnya terbilang minim. “Souvenir ini mulai dari Rp 500 sampai Rp 10 ribu,” tutur dia yang menyebutkan beberapa souvenir pernikahan, seperti gantungan kunci, kipas, dan sebagainya yang rata-rata lebih banyak diambil dari agen di Jakarta, sebab harganya relatif lebih murah.

Sementara itu untuk pokok telok dihargai mulai dari Rp 10 - 15 ribu pertangkainya. Itu artinya dalam satu pokok telok yang biasa terdiri dari 25 sampai 30 tangkai, dia bisa menjualnya diatas Rp 200 ribu. Masyarakat umumnya menggunakan dua pokok telok. Diluar itu Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dengan penyewaan tempat pokok teloknya. “Kami hanya menjual pertangkai saja, untuk tempatnya kami sewakan,” timpal dia.

Keuntungan juga bisa diraih dengan menjual tempat sireh. Pada adat melayu, calon pengantin pria biasanya membawa sebuah wadah kecil yang berisi kapur sirih dan kemudian dibagikan ketika tiba di tempat perempuan. Minimal digunakan sebanyak 25 buah. Satu buahnya dihargai Rp 5.000 hingga Rp 6.000,-. “Ini proses membuatnya mudah, menggunakan sisa gelas air kemasan. Tetapi bisa pula pesan dengan model lain,” cetusnya.

Selain souvenir dan pokok telok, keuntungan lebih banyak didapat dari jasa peminjaman kotak hantaran dan wadah durian yang biasa digunakan untuk tempat menyimpan emas. Menurut Kartini, satu set kotak hantaran yang terdiri dari 4 buah kotak disewakan mulai dari 20 ribu, 35 ribu, hingga 40 ribu tergantung jenis dan model kotak tersebut. “Minimal orang pinjam cuma 4 tapi bisa lebih. Kami disini punya 70 kotak,” imbuhnya.

Manfaatkan Barang Bekas Peluang ini juga dimanfaatkan oleh Fatmawati (32 th). Wanita yang tinggal di Siantan, Komplek Garden Mas 1 ini juga sudah cukup lama menyediakan jasa pembuatan pokok telok dan tempat sireh. Dia baru membuatnya ketika ada pesanan saja. Sebab skalanya masih skala rumahan. “Saya baru membuat kalau ada pesanan. Sebab saya mengerjakannya sambilan, dan sendiri,” ucapnya.

Meski demikian, kreasi pokok telok dan tempat sirehnya sudah sampai ke Entikong dan Ketapang. Beragam kreasi yang dibentuknya. “Kalau pokok telok itu ada yang dari kertas, ada pula yang dari kain. Harganya ada yang 10 ribu, ada pula yang 15 ribu tergantung tingkat kerumitannya. Sama juga dengan tempat sireh,” jelasnya.

Dikatakan dia, keuntungan yang didapat bisa separuh dari harga jual. Satu pokok telok, dia bisa mendapatkan keuntungan Rp 150 ribu. Menghemat modal, Fatma memiliki trik jitu yakni memanfaatkan barang bekas. Salah satunya kardus bekas. “Kalau ingin murah, seperti tempat sireh itu ada yang terbuat dari kardus bekas. Harganya khan murah. Ada pula dari gelas mineral bekas,” pungkasnya. (
Marsita Riandini)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment