banner available

Rp 12 Juta dari Bisnis Tiket Online

Bisnis tiket online yang menjanjikan. Gambar dari Internet
Bisnis tiket online yang menjanjikan. Gambar dari Internet

Mendapatkan rupiah tidak hanya sekedar di dunia nyata. Pundi-pundi uang juga bisa mengalir dari dunia maya. Salah satunya berbisnis tiket online. Menariknya, untuk menjalankan bisnis ini tidak harus merogoh kantong lebih dalam. Bagaimana bisnis ini bisa berjalan. Mari simak cerita mereka yang sudah bergelut di bisnis ini

Tidak sulit menemukan orang yang menjalankan bisnis ini. Karena berada di dunia maya, umumnya pelaku usahanya lebih banyak beraktivitas di media sosial. Apakah itu Facebook, BBM, Twitter, atau membuat website sendiri. Hal itu dilakukan sebagai bentuk promosi.Iwan Ramawan misalnya.

Pria yang tinggal di Perum II, Kecamatan Pontianak Barat ini terjun ke bisnis tiket online sejak tahun 2014. Menurutnya menjalankan bisnis ini pun tidak sulit. “Dengan bisnis seperti ini, kita bisa berjualan di mana saja. Warung kopi, tempat kerja atau sambil makan pun bisa,” kata dia. Dengan segala kemudahan itu bukan berarti tidak membutuhkan perlengkapan. Justru itu yang paling penting seperti laptop, PC tablet atau gadget. Tidak lupa juga koneksi internet.

Koneksi internet yang baik sangat dibutuhkan. Kenapa? Karena ketika koneksi internet gangguan, pemilik usaha kesulitan mengecek harga tiket. Akibatnya proses pembelian tiket menjadi kendala. Ujung-ujungnya transaksi pun terancam batal.  “Selama ini memang koneksi internet yang lambat menjadi kendala. Karena setiap tiket yang dibeli secara online memiliki limit waktunya. Dan tergantung dari maskapainya lagi,” tukasnya.

Meski baru berjalan satu tahun, Iwan sudah merasakan keuntungan dari bisnis ini. Hanya saja dia belum mau membeberkan omzet yang diperolehnya dalam sebulan. Setidaknya, kata Iwan, dalam sehari dia bisa menjual 10 hingga 20 tiket.

Ia sendiri optimis bisnis ini terus berkembang. Dia mencontohkan dalam sehari ada 4000 penumpang yang keluar dari Bandara Supadio. Begitu juga yang masuk, ada sekitar 4000 penumpang. “Jika bisa menjual 0,5 persen saja dari jumlah total itu omzetnya sudah cukup lumayan. Tak menutup kemungkinan bisnis ini bisa berkembang lebih besar seperti tiket.com, traveloka atau lainnya,” kata pemilik Auldy Travel Online ini.

Hal yang sama diungkapkan Agus Zurfi. Pemilik Maxy Tour ini sudah empat tahun berbisnis tiket online. Sama halnya dengan Iwan, Zurfi tak harus mengeluarkan biaya untuk deposit dalam menjalankan bisnis ini. Agar dikenal, Zurfi pun mempromosikan bisnisnya di media sosial, Facebook. Dari sinilah usahanya semakin dikenal. Bahkan sebagian besar konsumennya tenaga kerja Indonesia yang berada di Makau, Hongkong dan Taiwan.

Zurfi menyebutkan, dalam sehari rata-rata 30 hingga 40 tiket terjual. Sedangkan untuk per bulannya, sekitar 900 – 1000  tiket ludes. Fee yang diperolehnya, sekitar tiga hingga empat dari harga tiket yang dijual. “Dalam sebulan omzet bersihnya bisa menembus angka mulai Rp 8 juta hingga Rp 12 juta,” katanya.

Hanya saja dia mengingatkan masyarakat jangan sampai tertipu dengan semakin maraknya penjualan tiket online. Jika membeli tiket online, masyarakat harus melihat nomor rekening yang terpasang. “Jika pemilik memasang tiga nomor rekening, maka bisa dipercaya. Artinya jangan sampai ditipu,” kata dia.

Karena berbisnis di dunia maya, Zurfi tidak harus memiliki kantor khusus. Untuk penjualan tiket ke luar negeri, dia menggunakan aplikasi camfrog. Tujuannya untuk menjaga kepercayaan konsumen. Menurutnya momen yang paling ramai, saat perayaan Imlek, Cap Go Meh,  Idulfitri dan liburan anak sekolah. Hanya saja omzet akan semakin naik ketika terjadi arus balik. Banyak penumpang yang berangkat keluar Kalbar, dimana saat itu harga tiket lebih tinggi dari hari biasanya. **
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment