banner available

Cofee Shop dengan Lini Bisnis Sampingan

CAFE COUNTRY : Suasana di salah satu cafe di kota Pontianak. Foto Meidy Khadafi/Pontianak Post
CAFE COUNTRY : Suasana di salah satu cafe di kota Pontianak. Foto Meidy Khadafi/Pontianak Post

Banyak Coffeeshop yang tak hanya menggantungkan pendapatannya dari jual beli menu racikan kopi semata. Stelsel, di Jalan Candramidi misalnya juga menjual kopi bubuk yang diproduksi sendiri. Nama produknya Jackals. Satu kilogramnya dihargai Rp200-250 ribu. “Memang agak mahal karena ini menggunakan bijih kopi, susu dan bahan lainnya yang berkualitas. Juga diracik dengan teknik khusus,” ujar Wilda Fadilah, pemilik Stelsel.

Pria berusia 26 tahun ini mengungkapkan, itulah sebabnya pihaknya justru tidak takut apabila banyak coffee shop berdiri di Pontianak. Pasalnya kedai-kedai itu akan menjadi pasar potensial untuk penjualan Jackals. Saat ini ada tiga coffee shop yang rutin memesan Jackals dari dirinya. “Satu bulan kami mampu menjual Rp14-15 kilogram. Lumayan untuk tahap awal,” sebut dia.

Beda halnya dengan Kafe Country, sebuah kafe bergaya country, dengan dominasi ornamen dari bahan kayujuga  di Jalan Putri Candramidi, Pontianak memiliki outlet jasa shoes clinic, tempat pencucian sepatu atau laundry. Sebuah meja tinggi dan rak-rak sepatu di sekitarnya berdiri tepat di depan pintu kafe tersebut.

Owner Kafe Country, Ryan Satriadi mengatakan, dirinya tertarik membuka usaha pencucian sepatu tersebut lantaran punya pengalaman pribadi. Menurutnya, mencuci sepatu sangat berbeda dengan mencuci pakaian. Dirinya pernah mencuci sepatu dengan mesin cuci, namun ternyata sepatu tersebut malah rusak.

Selain itu, dirinya juga sering mendengar keluhan dari orang-orang tentang sulitnya mencuci sepatu, terutama untuk bahan kanvas dan kain. Laundry sepatu ini juga dikombinasikan dengan usaha kafenya. Sehingga kini, dalam satu tempat Ryan punya dua lini bisnis. Banyak dari pengunjung kafe tersebut yang turut menjadi konsumen jasa laundrynya. Kini, dia sudah punya dua karyawan khusus untuk usaha laundry sepatu tersebut.

Beda halnya dengan Cafe Food Stop di jalan WR Supratman, di samping Hotel My Home. Tidak melulu menawarkan menu kopi, di sisi terdapat puluhan menu minuman lain dan makanan pilihan yang dapat dinikmati.

Menurut Nixon, Owner Cafe Food Stop, cafe yang ia dirikan sangat bersahabat dengan tamu, maka manajemen cafe tersebut selalu dijaga, sehingga selalu memberikan kenyamanan dan kepuasan para pengunjung yang selalu datang ke cafe miliknya.  Nixon menambahkan bahwa Food Stop adalah tempat pemberhentian untuk makan, dengan konsep campur. Dan pendirian cafe tersebut terinspirasi dari semua pengalaman yang didapatkannya saat bekerja di Amerika. (ars)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment