banner available

Pilih Bahan Baju, Desain Sesuai Selera Konsumen

TREN KAOS : Dwi Agus saat memamerkan produknya. Foto Haryadi/Pontianak Post
TREN KAOS : Dwi Agus saat memamerkan produknya. Foto Haryadi/Pontianak Post

Bisnis kaos distro sangat menguntungkan. Apalagi tidak sulit untuk memulainya. Inilah yang menjadi alasan setiap orang tertarik untuk menggelutinya. Produk yang didatangkan pun bisa dari luar Kalbar. Bisa juga mengandalkan produk-produk lokal. Seperti yang dilakukan Owner Kaos Craf, Dwi Agus Prianto.

Usaha ini sudah dilakoni setahun terakhir. Keuntungan yang diperoleh pun lumayan besar. Berbanding terbalik dengan kios miliknya, lokasinya di Jalan Putri Candramidi. Warna-warna ungu dan hijau mendominasi kios kecil ini.

Tumpukan kaos dimana-mana. Ada juga yang digantung, baik depan pintu atau jendela. Di kios itulah Dwi mencetak ratusan motif kaos yang siap dijual di pasaran. "Saya dikasih tiga pilihan ketika gagal menjadi wakil rakyat. Balik ke Jakarta, meneruskan karir musik, ikut orang kerja dan buka usaha sendiri," jelas dia.

Dwi pun mengambil pilihan terakhir. Pilihan terakhir itu diambil, karena sempat melakoni usaha yang sama ketika di Jakarta. Dengan modal seadanya, dia mengontrak kios untuk berjualan kaos. Cuma konsep yang dibangunnya berbeda.

Dwi memilih mendatangkan bahan-bahan dari luar dan mencetak sendiri motif kaosnya. Dwi pun menjamin motif kaos tidak sama. Meskipun ada konsumen yang meminta, Dwi memastikan tidak akan memberikannya. Ini sebagai bentuk originalitas kaos yang sudah dicetak.

Perbedaan lainnya, kaos Dwi bisa dicetak satuan. Pemesan pun tidak harus menunggu lama. Hanya butuh waktu 30 menit. Harga yang ditawarkan Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. "Jadi tidak pakai minimum order. Satu helai kaos bisa dicetak di sini," ucapnya.

Bagaimana jika pembeli membawa kaos sendiri? Menurut Dwi, konsep seperti itu tetap diterimanya. Pembeli cukup membayar biaya cetak saja. Tarifnya dari Rp 50 ribu – Rp 75 ribu. Namun perlu diingat juga, semakin rumit pengerjaannya maka tarif yang dikenakan semakin mahal. Menurut Dwi, proses pengerjaannya dengan proses kraf. Dimana tidak hanya mengandalkan mesin, melainkan diikuti dengan campur tangan manusia. Tata ruang pun berbeda dibandingkan tempat biasanya.

Dwi membangun konsep seperti counter. "Sebenarnya yang ditawarkan kaos kraf, bahan dasar baju, desain dan brand. Kebutuhan itu, coba ditangkap dalam satu pintu. Jadi klien bisa pilih bahan baju kita, dan bawa desain sendiri," jelas dia.

Perlu diketahui juga kios milik Dwi ini. tidak hanya menerima kaos. Bahkan bahan-bahan seperti, jeans, jaket, sweater syal dan selempang bisa dicetak sesuai keinginan konsumen. Asalkan kata Dwi, barang-barang tersebut bisa disablon. Bisnis yang dibangun Dwi memang sedang berkembang. Ini karena belum banyak yang melakoni usaha serupa. Untuk saat ini saja, dalam sehari ada 10 hingga 20 helai yang terjual. Belum lagi dengan orderan lainnya. Apalagi konsumen Dwi hingga ke negara tetangga. Wajar saja jika dia meraih omzet yang sedemikian besar.


Pilih Brand dan Kualitas Produk

Produk distro paling banyak diminati anak muda. Termasuk juga anak-anak hingga orang-orang dewasa. Apakah itu jeans, celana pendek, kaos, kemeja, dompet, topi, tas, sepatu dan asesoris.

Ada berbagai alasan yang membuat banyak orang memilih produk distro. Salah satunya brand. Ada beberapa banyak brand yang beredar di pasaran. Seperti PSD, Hillari Man, Jacob, Starcros, TNGR, Trigers, Screamus, Evil Army, Rockmen dan masih banyak brand lainnya.

Banyak yang beranggapan produk yang memiliki brand, maka kualitas sudah terjamin. Soal harga pun tidak menjadi alasan. Umumnya berkisar dari Rp 90 ribu  hingga Rp 150  ribu. “Saya pribadi lebih memilih brand dan kualitas ketika melihat produk,” kata Dafi, warga Jalan Karet, Pontianak.

Sebagian besar pakaian yang dibeli Dafi dari distro yang ada di Kota Pontianak. Baik itu celana, dompet atau kaos. Menurut Dafi, kualitas dari produk distro sudah teruji. “Daya tahan pemakaiannya lebih lama dan itu yang saya suka. Daripada membeli dengan harga murah, tapi sebentar-benar ganti. Kaos bermerek  yang saya beli, sudah lebih dari dua tahun. Sekarang tidak ada perubahan warna dan kondisinya masih bagus,” jelas dia.

Lain halnya dengan yang diungkapkan Faisal. Bagi pria yang tinggal di Jalan Kom Yos Sudarso ini memiliki kepuasan tersendiri ketika membeli produk distro. Pertama kata dia, motif dan bahan dari produk distro, apakah itu kaos atau jeans. Kemudian dari jenis sablon yang digunakan.

Selain itu, produk distro pun terkesan ekslusif karena tidak dicetak dalam jumlah yang banyak. “Untuk satu Kota Pontianak saja, motifnya hanya satu. Artinya tidak ada kesamaan dengan yang lain. Soal kualitas tidak diragukan lagi. Sebanding dengan harganya yang lebih mahal dari kaos biasanya,” tandasnya. (mse)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment