banner available

Hobi Pelihara Hewan yang Dibisniskan

FAVORIT : Siapa yang tak gemas melihat kucing lucu ini? Tak heranlah hewan ini selalu menjadi favorit masyarakat untuk dipelihara. HARYADI/PONTIANAKPOST
FAVORIT : Siapa yang tak gemas melihat kucing lucu ini? Tak heranlah hewan ini selalu menjadi favorit masyarakat untuk dipelihara. HARYADI/PONTIANAKPOST

Hewan peliharaan atau hewan timangan sudah sejak dulu kala menjadi teman sehari-hari manusia. Bagi para pecinta hewan timangan, pet shop bisa menjadi saluran hobi dan usaha sekaligus. Keuntungan dari bisnis ini tidak bisa dibilang sedikit.

Puluhan jenis kadal dan ular terpajang dalam berbagai bentuk etalase di Exotic Pet Shop, Jalan Gajah Mada 1, Pontianak. Ada banyak jenis reptil yang disediakan disini, seperti; ular, kadal, kura-kura dan lain-lain. Mulai dari jenis lokal Kalimantan Barat hingga impor dari negara lain. Warnanya macam-macam. Akhir-akhir ini, memang makin banyak masyarakat Pontianak yang hobi memelihara reptil.

Toko ini menjadi satu-satunya di Kalbar yang memfokuskan diri pada penjualan binatang reptil timangan. Toko juga menyediakan makanan, kandang dan aksesoris untuk reptil. Ada juga jasa perawatan dan pakan bagi hewan melata ini. Selain itu, toko ini bekerjasama dengan dokter hewan apabila ada peliharaannya yang mengalami sakit.

Hendra (30), pemilih Exotic Pet Shop mengatakan mengurus reptil bisa dibilang cukup mudah, karena tidak perlu memberi makan setiap hari seperti kucing atau anjing. “Selain itu, reptil cukup dimasukkan dalam kandang atau etalase. Tak bosan untuk berkeliaran seperti anjing dan kucing,” sebutnya.

Dia menyebut jenis reptil yang dijual di tokonya hanya untuk dipelihara saja, bukan untuk konsumsi. Selain itu, dia tidak menjual hewan-hewan langka atau yang dilarang untuk diperjualbelikan. Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau.

Kura-kura misalnya, hanya dijual belasan hingga puluhan ribu rupiah saja. Sedangkan ular dan kadal tergantung jenisnya. “Kalau ular dan kadal lokal, harganya paling hanya Rp 100an ribu saja. Tetapi kalau impor paling murah Rp 500 ribu. Bisa sampai jutaan rupiah, tergantung jenisnya,” kata dia.

Meskipun berbisnis hewan reptil lebih mudah ketimbang anjing atau kucing, Hendra mengatakan bisnis ini tetap berisiko. Bagaimana pun, lanjut dia, berdagang makhluk hidup memiliki potensi kerugian yang lebih besar ketimbang barang-barang nonhidup. Kalau tidak benar-benar hobi dan menyayangi binatang, sebaiknya jangan memilih bisnis ini.

“Dasar untuk bisnis pet shop adalah kita harus benar-benar sayang binatang. Kalau belajar merawat bisa cari-cari di internet atau belajar dengan teman. Karekter binatang hingga makanannya bisa dengan mudah dipelajari. Yang penting telaten saja,” ucapnya. Akan tetapi, sebutnya, beberapa reptil tidak cocok untuk dipelihara di Indonesia, lantaran iklimnya tidak sesuai.

“Sudah beberapa kali saya pelihara, tetapi mati karena tidak cocok cuacanya,” sambung dia.
Lantas berapa pendapatan Hendra dari bisnis ini? Hendra mengatakan dalam sebulan dia mampu menjual dua puluhan reptil disini. Paling digemari adalah jenis ular berukuran kecil. Melaui usahanya, Hendra bisa meraup omzet Rp 30 - 50 juta per bulannya. “Jadi saya bisa menyalurkan hobi sekaligus mendapatkan penghasilan lumayan,” pungkasnya. **
(
Aristono, Pontianak)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment