banner available

Pilih Berternak Jangkrik karena Minim Risiko

MAKANAN IKAN : Salah satu penjual memperlihatkan kodok yang dijual untuk makanan ikan di kawasan PSP Jalan AR. Hakim Pontianak. MEIDY KHADAFI/PONTIANAK POST


PONTIANAK – Binatang jangkrik adalah serangga dengan banyak kegunaan. Pada varietas tertentu, binatang ini bisa menjadi hewan peliharaan dan aduan. Sedangkan pada jangkrik kebanyakan, dijadikan makanan burung dan ikan. Hewan ini juga bisa dijadikan umpan ikan ketika memancing. Bahkan di beberapa daerah, jangkrik sudah bisa dijadikan makanan olahan untuk konsumsi manusia.

Permintaan terhadap jangkrik yang tinggi, membuat banyak orang tertarik untuk membudidayakan serangga dengan bebunyian yang nyaring ini.Salah satunya adalah Agus Rahadi, warga di Jalan Ambawang, Kubu Raya. Dia mulai menggeluti bisnis jangkrik sejak setahun lampau. Sama seperti peternak jangkrik lainnya, awalnya, usaha Agus dipandang sebelah mata. Namun dia bergeming dengan komentar-komentar negatif tersebut. Bermodal Rp 5 juta, dia membuat beberapa kotak jangkrik dan 3 kilogram telur jangkrik. “Saya melihat keberhasilan teman saya di Jawa. Saya minta ajarkan caranya,” sebutnya.

Walaupun baru pertama kali memulai usaha ini, upayanya cukup berhasil. Dalam beberapa bulan, jangkrik-jangkrik hasil tetasan telur tak dijualnya. Jangkrik itu terus dikembangbiakannya. Ternak jangkrik terus beranak-pinak. Betapa tidak, dari 1 kilogram telur jangkrik, mampu menjadi 50-70 kg jangkrik. Setelah mengkoleksi jangkrik puluhan kotak, barulah dia berani memasarkan jangkrik tersebut. “Saya jual kepada beberapa agen di Pontianak,” sebut dia.

Jangkrik-jangkrik ini dijualnya Rp 80.000 per kg kepada agen. Namun  paling menjanjikan adalah penjualan telur jangkrik. Banyak orang yang mencari telur jangkrik untuk dibudidayakan sendiri secara rumahan. Biasanya mereka adalah para kolektor ikan dan burung yang tidak berorientasi kepada bisnis, melainkan sekadar hobi. Satu kilogram telur jangkrik harganya bisa sampai ratusan ribu rupiah. 

Dalam satu hari, Agus mengaku  bisa memproduksi 20 kilogam jangkrik dan beberapa kilogram telur. Ditanya omzet, pria berusia 30 tahun ini enggan membeberkannya. “Silahkan dikalikan sendiri, berapa yang saya dapat. Tetapi lumayanlah untuk hidup sehari-hari,” katanya.

Menurutnya, berbisnis jangkrik tidak terlalu berisiko seperti memelihara binatang lainnya. “Jangkrik ini kan serangga, yang sekali bertelur bisa banyak sekali. Makanannya juga hanya daun atau sayuran. Yang penting awasi saja predatornya, seperti cicak, kadal dan lainnya. Selain itu kotaknya juga harus bagus, tertutup tetapi keluar masuk udara tetap lancar,” pungkas dia. (ars)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment