Peluang usaha yang produknya menjadi kebutuhan masyarakat sangat menjanjikan. Contohnya usaha fotocopi. Sepanjang fotokopi itu masih dibutuhkan, maka selama itu pula pundi-pundi rupiah terus mengalir.
USAHA fotokopi cukup ramai di
Pontianak dan Kubu Raya. Apalagi jika dekat dengan kampus. Bisa-bisa usahanya
saling berdempetan satu sama lainnya.Akhirnya kualitas dan
pelayanan yang membuat konsumen bertahan dan bertambah. Contohnya di kawasan
Jalan Sepakat II. Setidaknya ada 20 usaha fotokopi di tempat ini. Maklum
kawasan ini dekat dengan Universitas Tanjungpura dan Muhammadiyah.
Begitu juga di dekat
perguruan tinggi lainnya. Seperti IAIN Pontianak, IKIP Pontianak, Widya Dharma,
UPB dan kampus-kampus lainnya. Sudah tidak asing, jika usaha ini akan dekat
dengan sekolah, kampus dan areal perkantoran.Misalnya Fotokopi Hidayah
milik Budahri. Usaha ini sudah berdiri selama lima tahun. Lokasinya dekat
dengan sekolah dan kantor dinas, membuat Budahri tak kesepian dari konsumen.
|
|
Dia mengaku mendirikan usaha
ini merupakan perwujudan cita-citanya di awal-awal kuliah. Apalagi bisnis ini
tidak ada matinya. Setiap waktu pasti ada orang yang membutuhkan fotokopi
dokumen atau lembaran penting lainnya."Di awal-awal berdiri
saya juga menawarkan proposal kerjasama ke sekolah dan dinas-dinas," kata
Budahri, kepada koran ini malam kemarin.
Tidak semerta-merta
penawarannya langsung diterima. Butuh waktu hingga akhirnya ada yang setuju
dengan kerjasama tersebut. Namun ada lagi persoalannya, yakni berkaitan dengan
pembayaran.Karena yang menjalani
kerjasama adalah dinas, maka pembayarannya sesuai dengan jadwal keluarnya
anggaran. Budahri pun memakluminya, sebab dia juga memiliki pelanggan lainnya
yang bisa diandalkan untuk perputaran modal usaha.
Budahri menyebutkan dalam
sehari setidaknya ada 80-90 konsumen yang datang. Tentunya dengan berbagai
keperluan. Fotokopi atau membeli ATK. Lumrah, jika usaha ini menawarkan
produk-produk lainnya. Asalkan masih berkaitan dengan kebutuhan perkantoran.
"Kalau Senin-Jumat
lumayan ramai. Beda lagi jika hari Sabtu. Biasanya hanya 10-20 orang saja
sehari," jelas pemilik Hidayah Fotokopi ini. Menurut Budahri, persoalan
yang dihadapi pelaku usaha seperti ini adalah kondisi mesin. Setiap hari mesin
harus dibersihkan. Jika tidak, maka bisa menganggu aktivitas usaha."Intinya harus
dibersihkan. Jika sudah rusak, maka kualitas hasil akan menurun," kata
dia.
Jika seperti itu, mau tak mau
pelaku usaha akan memanggil teknisi lagi. Ini juga menjadi persoalan. Karena
belum tentu teknisi datang tepat waktu, mengingat di lokasi yang lain juga ada
kerusakan mesin.Menurut Budahri, hal ini yang
menggangu sistem kerja. Langkah antisipasinya, kata dia, pelaku usaha harus
memiliki dua mesin. Jika satu rusak, maka mesin lain akan siap pakai melayani
konsumen.
Budahri menilai upaya seperti
inilah yang bisa mempertahankan konsumen. Umumnya sebagai konsumen membutuhkan
pelayanan cepat dan kualitas yang baik. Di samping dari sisi harga yang relatif
murah."Menjaga mesin, maka
menjaga kualitas hasil fotokopi. Dengan demikian menjaga kepercayaan
konsumen," kata Budahri.
Ada juga Turmadi. Pria
jebolan IKIP Pontianak ini mengelola usaha fotokopi milik keluarga. Usaha itu
dikelolanya dari kuliah hingga selesai. Bahkan hingga sekarang. "Dibuka
sejak tahun 2003. Terhitung sudah 13 tahun," kata pengelola Sakhas Center
ini.Pria yang akrab disapa Tur
ini menilai usaha fotokopi akan selalu dibutuhkan masyarakat. Terutama untuk
kalangan instansi dan sekolah.
"Kebutuhannya pun tidak
hanya orangtua tapi juga anak-anak," kata dia.Dia mencontohkannya di
kalangan mahasiswa. Ketika masih kuliah, jelas dia, dirinya menerima berbagai
tugas yang harus difotokopi. Belum lagi buku-buku yang menjadi pegangan.
Sekarang pun tuntutan itu tidak hanya di perkuliah saja. Justru di kalangan
pelajar, mereka sudah menerima banyak tugas yang harus difotokopi. "Ini
gambaran jika usaha seperti ini tidak akan mati," katanya.
Hanya saja, lanjut dia,
pelaku usaha tidak hanya menawarkan jasa fotokopi saja. Umumnya akan
menggandeng produk lain, seperti jasa rental komputer, print dan ATK.Tur menyebutkan di awal-awal
berdiri usaha ini juga menawarkan program kerjasama dengan instansi atau
sekolah. Tentunya penawaran kerja sama itu memberikan potongan harga. Namun Tur
tidak melupakan pelanggannya yang lain. Mereka yang datang langsung ke tempat
usahanya. Dalam sehari, kata dia, konsumen yang datang berkisar antara 80
sampai dengan 150 orang.**
0 comments:
Post a Comment