Seorang juru masak saat men ggoreng kentang untuk usaha bisnis kateringnya,. Foto Haryadi/Pontianak Post |
MESKI usianya masih muda, Nur Adni Febriani (22 tahun) berhasil mengembangkan usaha katering miliknya yang diberi nama Kedai Bang Peb, Jalan Suwignyo Pontianak. Berawal dari hobi memasak dan mempostingnya di media sosial, kini dia dibanjiri pesanan katering, baik dari untuk acara besar maupun untuk rumahan saja.
Modal awal dia menggunakan uang pribadi, hingga kemudian mendapatkan modal dari kredit usaha. “Modal awal itu saya gunakan untuk membeli segala kebutuhan pokok untuk memasak. Lagi pula pemasarannya belum maksimal. Yang pesan baru 5-10 orang menu harian. Jadi waktu itu baru 100-200 ribu. Sedangkan peralatannya masih meminjam punya orang tua. Makin kesini makin banyak pesanan. Bahkan ada prasmanan juga. Jadi tinggal melengkapi saja,” jelasnya.
Mengelola usaha ini, lanjut dia membutuhkan tenaga yang ekstra. Rasa capek kerap dirasakan ketika memulai usaha. Tetapi jika sudah berjalan, dan langganan sudah ada maka rasa capek pun tidak begitu dipedulikan.
“Kendalanya terasa ketika mulai usaha. Mulai dari kelelahan karena masih harus bekerja, belanja, masak, masarin bahkan delivery sendiri pun kadang sendiri. Awalnya juga sulit menentukan jumlah bahan-bahan yang perlu dibeli di pasar supaya cukup untuk jumlah pesanan.
Kalau kelebihan tidak masalah, kalau kurang tentu bingung lagi cari tambahannya.”Dinni juga awalnya belum bisa mengukur takaran pas setiap pesanan. Sering kali kelebihan. “Dari situ sering saya catat. Misal untuk 10 orang itu memerlukan berapa kilo beras dan lainnya, jadi biar masaknya pas. Kalau pun lebih biasanya lebih sedikit saja,” katanya
Menu-menunya disesuaikan dengan pesanan konsumen. Menurut dia, usaha ini menjanjikan karena usaha katering merupakan bidang usaha yang melayani kebutuhan primer. “Tiap orang pasti memerlukan malam dan minum. Contohnya seperti pegawai kantoran, pegawai yang malas pergi keluar untuk makan siang, bisa pesan kateringan. Pastinya, besaran omsetnya dibanding capeknya,” pungkasnya. (mrd)
0 comments:
Post a Comment