Bertahan Ditengah Kemajuan Teknologi Informasi |
Meskipun saat ini masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi melalui internet, tetapi keberadaan rental buku masih tetap diminati. Usaha ini cocok pula bagi Anda yang memiliki banyak koleksi buku. Dari hasil sewa saja bisa mendapatkan penghasilan untuk menambah koleksi buku baru.
BAGI Anda yang biasa menyewa buku terutama komik dan novel di tahun 1970-an pasti familiar dengan Penyewaan Buku Eka yang sekarang sudah pindah ke Jalan Sepakat 2, A Yani. Lebih dari 20 tahun menggeluti usaha tersebut, ternyata sang pemilik berhasil menyekolahkan kedua anaknya hingga ke perguruan tinggi.
“Suami saya membuka rental itu sejak tahun 1972 di Jalan Abdurahman yang sekarang menjadi Kantor Pos. Saat itu dia masih bujang, kemudian pindah lagi di depan kantor DPRD yang sekarang dibangun menjadi rumah makan. Baru sekitar tahun 1990-an,pindah ke Jalan Sepakat 2 ini. Waktu itu suami saya tidak ada pekerjaan lain. Dari situlah memenuhi kebutuhan rumah tangga, hingga menyekolahkan anak,” ucap Th Setyowati.
Hanya saja, lanjut dia, penyewa yang ada saat ini tidak seramai beberapa tahun lalu. Ini juga dipengaruhi teknologi informasi berupa internet dan banyaknya toko buku yang menyiapkan buku yang bisa dibaca di tempat. “Sekarang sih kalau diharapkan untuk menguliahkan anak, rasanya tidak cukup. Tetapi kalau untuk menambah penghasilan atau untuk makan masih cukup,” ujar ibu dua anak ini.
Saat ini sudah ribuan koleksi buku miliknya yang disewakan. Bahkan beberapa buku, terutama yang sudah lama dan tidak pernah lagi ada yang menyewa ia jual. Koleksi buku tersebut berupa komik dan novel. Masing-masing buku harga sewanya beragam. Mulai dari seribu rupiah hingga lebih dari lima ribu rupiah, bergantung dari harga buku saat dibeli. “Kalau yang lama itu harganya disesuaikan dengan harga novel saat beli awal. Rata-rata sih 10 persen dari harga beli buku. Semakin baru harganya semakin mahal,” papar dia.
Dalam menjalankan usaha rental buku ini, Setyowati bukan tak mengalami kendala. Masalah klasik dalam usaha ini, yakni ada yang tidak mengembalikan buku. Sementara dirinya sudah tua dan sulit mencari ke rumah penyewa. “Kadang walaupun sudah pakai KTP, SIM, Kartu Pelajar tetap saja ada yang tidak mengembalikan. Bahkan ada yang mencuri bukunya.”
Kalau ada yang menghilangkan buku maka harus menggantinya, kalau tidak dapat maka dia harus beli buku tersebut. “Kalau buku berseri maka semua serinya harus dia beli. Jika dia asalnya dari daerah, maka saya minta uang jaminan awal. Jika harga komik 20 ribu maka uang jaminananya 200 ribu rupiah. Kalau dia sudah kembalikan, maka uang jaminannya dikembalikan lagi,” ceritanya.
Meski mulai sepi penyewa, dia tetap mempertahankan dan merawat buku-buku yang ada. Untuk perawatan, ungkapnya, tidak terlalu sulit. Kadang cuma dibersihkan dari debu, atau diperhatikan ada atau tidak rayapnya. “Untungnya di tempat yang sekarang tidak ada rayapnya.”
Setiap minggunya, dia dibantu sang anak membeli buku keluaran terbaru. Biasanya toko buku langganannya akan memberi tahu jika ada buku baru. Kini penyewa buku yang datang ke tempatnya itu bukan hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi ada yang dosen bahkan yang sudah berprofesi sebagai dokter.
“Penyewa ini rata-rata mereka yang memang hobi membaca. Ada yang sudah menikah, dan tinggal jauh di Tayan. Kalau kembali ke Pontianak dia bisa sewa sampai puluhan buku,” tandasnya. Bukan hanya di tempat Setyowati.
Tempat sewa buku lainnya juga bisa didapatkan di Gama 9 Rental. Berdiri sejak tahun 2004 dengan jumlah buku yang disewakan juga banyak. Rental buku ini bermula dari hobi sang pemilik yang suka membaca. Buku-buku miliknya pun disewakan, dan kemudian setiap minggunya menambah koleksi terbaru.
“Awalnya masih sedikit, paling sepuluhan rak saja, sekarang sudah dua puluhan rak. Bukunya ada yang versi Jepang, Korea tetapi dalam terjemahan Indonesia,” ucap Aceng, Kasir di Gama 9 Rental Buku. Selain komik, juga tersedia novel dan buku silat. Pengunjung bisa sampai dua puluhan orang perhari.
Setiap calon penyewa harus menjadi member terlebih dahulu. Biaya pendaftaran member sebesar Rp10 ribu. Setelah jadi anggota mereka bisa menyewa buku dan dikenakan harga sesuai buku yang dipinjam. Harga sewa dari dua ribu rupiah hingga Rp2.500. Paling mahal buku belajar silat dari harga sewa Rp10 ribu hingga Rp15 ribu. Lama waktu sewa dua minggu.Bagi yang terlambat mengembalikan, didenda dua ratus rupiah perhari. Meski didenda, tetap saja ada yang telat mengembalikan hingga berbulan-bulan.
Satu orang hanya boleh meminjam maksimal 10 buku tetapi adapula yang bisa sampai belasan buku. “Kalau rusak berat atau hilang maka ganti tiga kali lipat harga komik. Sekarang harganya 22 ribu perkomik. Novelnya sekarang sekitar tujuh puluh ribu,” jelas dia Dia menambahkan ada sistem prepaid dalam penyewaan. Setiap anggota bisa membayar Rp25 ribu sebagai saldo, ketika meminjam bisa dipotong dari saldo tersebut. Saldo bisa ditambah sesuai keinginan.(Oleh : Marsita Riandini)
0 comments:
Post a Comment