banner available

Merdunya Bisnis Studio Rekaman

MEREKAM : Studio Kelinci Madu tak hanya menyediakan jasa rekaman saja, namun lengkap sekaligus mixing dan mastering. Per bulan, mereka mampu meraih omzet rata-rata Rp 10 juta. FOTO MEIDY KHADAFI/PONTIANAKPOST

Perkembangan musik di Kota Pontianak terus berevolusi. Di era 90-an sebagian besar seniman musik hanya memainkan tembang populer milik band terkenal luar negeri dan band nasional. Di era itu, pemilik rental musik ikut kecipratan rupiah karena menjadi penyedia jasa sebagai tempat latihan musik. Seiring berjalannya waktu, kini seniman musik juga berani memainkan lagu ciptaan sendiri. Peluang tersebut dilirik jadi peluang bisnis dengan menyediakan studio rekaman.Oleh : Mirza, Pontianak

Musik di Pontianak terus berkembang, kini pehobi musik sangat berani mengeksplor ide-ide di kepala untuk dituangkan dalam sebuah lantunan pada komposisi musik karya sendiri. Mulai dari aliran Pop, Rock, Rock n Roll, Metal, Punk, Underground, Keroncong, Blues hingga Jazz. Bahkan tak jarang beberapa aliran musik dipadukan dalam satu aransemen lagu. Dalam pilihan aliran musik sendiri, katanya juga bisa menggambarkan sebagai jati diri bagi masing-masing pemusik tersebut.
Dulu untuk mengenalkan lagu ciptaan sendiri begitu sulit. Mereka harus berjuang untuk bisa tembus di mayor label ternama. Untuk bisa tembus dan dapat rekaman di label ternama, tak jarang harus menghabiskan ratusan juta rupiah. Namun kini, adanya internet yang menyediakan jasa Youtube, FB dan fasilitas lainnya, membuat karya-karya musisi minor label akhirnya dapat dilihat jutaan mata di seluruh dunia. Tergantung seberapa baik tiap karya yang dibuat.
Dari hal itu membuat segelintir orang melirik usaha jasa studio rekaman. Di Pontianak sendiri, jasa itu kini ada dan telah muncul beberapa tahun silam. Dalam bayangan seseorang, tentu tempat rekaman selayaknya seperti studio musik yang memerlukan satu ruangan kedap suara lengkap dengan peralatan musiknya. Tapi, tahukah sahabat Probis ternyata tempat rekaman bisa digunakan di ruang yang tak begitu besar.
Heri Lolo salah satu pengusaha yang memulai usaha ini sekira 3 tahun silam. Studio rekaman dengan nama Kelinci Madu miliknya yang terletak di Gang Keluarga Bersama No. 18 Jalan Prof M. Yamin itu kini cukup ramai berdatangan pelanggan. Tak hanya dari Pontianak, tak jarang dari kabupaten/kota di Kalbar juga memilih tempat jasa rekaman miliknya. Di tempat usahanya, ia tak hanya menyediakan jasa rekaman saja, namun lengkap sekaligus mixing dan mastering. “Saya mematok harga Rp 800 ribu untuk satu pengerjaan lagu sampai selesai, lengkap dengan mixing dan mastering. Tetapi jika pengerjaan mini album atau satu album sekaligus, harganya beda lagi,” terang Lolo.
Ia mengungkapkan, dalam satu bulan omzet dari usaha rekaman miliknya bisa mendekati Rp 10 juta per bulan. Jika sedang kebanjiran job, seperti ada yang membuat mini album atau satu album, omzetnya bisa lebih dari itu. “Jika ditekuni, usaha ini bisa berkembang. Yang penting fokus. Pangsa pasarnya, tentu dari pemusik yang ingin mengabadikan lagu ciptaannya agar bisa dijadikan MP 3 dan beberapa program pemutar musik lainnya,” terangnya.

Konsumen dari Luar Negeri
Salah satu pemilik studio rekaman lainnya, Ferdi mengatakan telah memulai usahanya sejak 6 tahun lalu. Di tempat jasa rekaman miliknya melayani jasa mulai dari pembuatan iklan radio, pembuatan musik tarian etnik, rekaman live dan band. “Pokoknya semua yang berhubungan dengan produksi audio bisa dilakukan di sini,” ucap pentolan band Lemon Tea yang memiliki studio di Jalan Sepakat, Ahmad Yani Pontianak ini.
Untuk tarif, ia menggunakan hitungan per shift Rp 450 ribu per 5 jam. Tarif tersebut belum sama mixing dan mastering. Jika sekaligus, tambahan biayanya Rp 500 ribu.  Untuk penghasilan perbulan, ia enggan mengatakannya, namun yang jelas menurutnya dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menambah peralatan studio miliknya. Ferdi meyakini bahwa perkembangan usaha rekaman di Pontianak akan makin berkembang kedepannya. Terlebih diketahuinya, ada sekitar sepuluh tempat yang menjalani usaha sama sepertinya. “Konsumen kami tak hanya dari Pontianak saja, namun juga ada dari luar negeri seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika yang pernah rekaman disini. Syukurnya tanggapan mereka mengenai tempat rekaman di Pontianak cukup bagus,” tutupnya. **



Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment