banner available

Sukses Beternak Lele

SUKSES BETERNAK : Memelihara lele tidaklah sulit. Tak heranlah bila beternak ikan ini, baik pembibitan maupun pembesaran makin banyak diminati. Tak terkecuali Darmin yang memang sudah 5 tahun bergelut di bisnis ini. FOTO : HARYADI/PONTIANAKPOST
SUKSES BETERNAK : Memelihara lele tidaklah sulit. Tak heranlah bila beternak ikan ini, baik pembibitan maupun pembesaran makin banyak diminati. Tak terkecuali Darmin yang memang sudah 5 tahun bergelut di bisnis ini. FOTO : HARYADI/PONTIANAKPOST


TAK semua bisnis harus bermodal besar. Justru ada bisnis dengan modal yang kecil, tetapi bisa mendapatkan keuntungan besar. Salah satunya budidaya ternak lele. Sayangnya ini masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.

Sebelumnya saya harus membuat janji dulu dengan Sudarmin. Pria yang sukses dengan ternak lelenya. Budidayanya pun sudah merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Medan, Bekasi, Palangkaraya dan Pontianak. Lokasi budidaya lele milik Pak Darmin (sapaan akrabnya), di belakang rumahnya, Jalan Wonodadi II. Lahan yang digunakan cukup luas. Ada 100 kolam pembenihan bibit lele organik sangkuriang.

Saya mendapatkan kesempatan melihat langsung kolam lelenya. Kolam dibuat dari batako. Disusun berbentuk persegi panjang. Bagian dalam di alas terpal. Itu khusus kolam pembenihan dilapisi ijuk. Antara kolam satu dan lain saling menempel. Tetapi, tidak semuanya kolam pembenihan. Ada kolam pembesaran.

Termasuk kolam untuk induk benih. Usaha ternak lele sudah berjalan lima tahun. Darmin mengakui jatuh bangun agar usahanya bisa sukses seperti sekarang. Kegagalan dalam budidaya lele pun pernah dialaminya. Hingga akhirnya dia menemukan formula bagaimana budidaya lele. Persentase kegagalannya hanya satu hingga dua persen. Artinya, lele yang masuk tidak banyak mati. Cuma berbedanya, budidaya lele milik Darmin lebih pada pembenihan ikan berkumis ini. “Bahkan untuk pembenihan pun saya masih belum mencukupi kebutuhan bibit di kota Pontianak dan sekitarnya,” kata dia.

Darmin tertarik membudidayakan lele karena melihat animo masyarakat terhadap ikan sangat tinggi. Sayangnya itu berbanding terbalik dengan ketersediaan ikan segar, termasuk ikan laut. Malahan sudah banyak terindikasi kena zat pengawet. Ikan menjadi kebutuhan pangan yang sangat penting. Nilai protein yang tinggi sehingga sangat baik untuk dikonsumsi masyarakat. Salah satu hewan yang mengandung nilai protein tinggi itu adalah lele. “Selain karena nilai gizinya, memelihara lele pun tidak sulit,” ucapnya.

Berawal dengan lima kolam, Darmin pun memulai beternak lele. Empat kolam pembenihan dan satu kolam pembesaran. Kegagalan tidak menghentikannya untuk terus mencoba. Hingga akhirnya perjuangan itu menemukan jalan keluar. Dari lima kolam terus bertambah, hingga menjadi 100 kolam. Itu hanya untuk kolam di Kubu Raya saja. Belum lagi di Medan, Palangkaraya, dan Bekasi sebagai pusat bisnisnya ini.

Jika dulu dia sibuk belajar bagaimana membudidaya lele yang baik. Sekarang Darmin sudah menjadi tutor. Tak terhitung berapa banyak masyarakat yang sudah dibinanya agar sukses menjadi peternak lele.  “Binaan saya ada dimana-mana, termasuk di Bekasi, Medan dan Palangkaraya. Saya mendampingi mereka, dari awal hingga benar-benar sukses,” ujarnya.

Jika dulunya dia tergabung dalam unit pembenihan rakyat. Sekarang tidak. Dia sudah tergabung di pusat pelatihan mandiri kelautan dan perikanan Sangkuriang Khatulistiwa. Kelompok ini ditunjuk langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kini dalam sebulan, kolam milik Darmin bisa memproduksi 200.000 ekor bibit. Sebenarnya jumlah itu masih jauh dari angka real. Di mana kebutuhan bibit untuk mencapai 500.000Harga jual bibit ditentukan berdasarkan ukuran. Bibit berukuran 3 hingga 4 cm dijual seharga Rp 200. Untuk ukuran 5 hingga 6 cm dijual seharga Rp 250. Dari budidaya ini, omzet yang diperoleh Darmin bisa mencapai Rp 100 juta. “Kalau memang jumlah real bibit itu tersedia, maka omzetnya bisa lebih dari Rp100 juta,” jelasnya.


Tangkap Peluang Bibit
Ada juga Yudi. Alumni IAIN Pontianak yang mendulang kesuksesan beternak lele. Meskipun kolamnya belum sebanyak Sudarmin, setidaknya Yudi sudah menuai keuntungan. Hanya saja mereka sama-sama peternak lele untuk pembenihan. Ada empat kolam milik Yudi. Mulai dari ukuran 3 x 8 meter dan 2 x 8 meter. Untuk sekali panen bisa menghasilkan 20 hingga 30 ribu ekor benih lele. Jika dikalikan dengan harga jual 200 perbibit, maka uang yang didapat sekitar Rp 6 juta. “Itu masih hitungan omzet kotor,” ungkapnya.
Selain karena melihat keuntungan yang lebih besar dari budidaya pembesaran lele. Alasan lainnya memilih budidaya pembenihan, karena pernah gagal budidaya pembesaran lele. Bibit yang dibelinya dari luar Kota Pontianak. “Saya kecewa, sehingga memutuskan untuk belajar budidaya benih lele,” jelasnya. Selain itupun, lanjutnya, tidak sulit menjual benih lele. Kebutuhan akan bibit ini tinggi. Bahkan dia kerap kekosongan ketika ada peternak lele yang membutuhkan benih. Selama ini,Yudi memasok benih untuk kawasan Pontianak, Ketapang, Kubu Raya dan Mempawah. (*)
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment