banner available

Gurih Martabak Hasilkan 20 Juta Sebulan

Foto Pontianak Post
Foto Pontianak Post

Menu martabak asin sudah tidak asing lagi di lidah orang Indonesia. Berbahan dasar campuran tepung, telur dan daging biasa jadi santapan di malam hari sebagian masyarakat Pontianak. Kuliner ini juga banyak ditemui di pinggir jalan dengan harga terjangkau. Banyaknya peminat kuliner ini membuat sebagian masyarakat menggantungkan hidupnya untuk menjual martabak. Oleh : Mirza Ahmad Muin

Menu “martabak asin” sudah dikenal masyarakat Pontianak sejak puluhan tahun silam. Untuk menemukan menu ini di Kota Pontianak juga tidak sulit. Pedagang biasa menjual martabak menggunakan gerobak bertempat di tepian jalan hampir di seluruh sudut keramaian kota Pontianak. Untuk menemukan menu lezat ini gampang. Bagi pembeli yang ingin mencoba dapat berjalan memutari keramaian Kota Pontianak di waktu sore dan malam hari pasti akan ketemu yang namanya martabak.

Salah satu tempat jualan martabak yang terkenal seantero Pontianak adalah milik Suci Lestari (36 th). Bertempat di Jalan Tanjungpura, rasa martabak yang diberi nama Martabak Legendaris ini sudah lekat di lidah pecinta martabak.

 “Rintisan usaha martabak ini sudah dimulai sejak tahun 1968. Awalnya ini usaha ayah saya, kini jadi usaha turun temurun. Sempat jatuh bangun dalam merintis usaha ini terutama untuk mencari pelanggan. Alhamdulilah usaha ini membuahkan hasil,” tuturnya.

Di tempat jualan martabak miliknya itu memang harga yang dibandrol relatif lebih tinggi dari tempat martabak lain. Rupanya harga yang tinggi itu sesuai juga dengan kualitas rasa yang dihasilkan.  “Untuk martabak asin, biasa saya bandrol Rp 25 ribu, spesial Rp 35 ribu dan jumbo Rp 45 ribu,” ungkapnya.

Letak perbedaan martabak itu sambungnya, dari tambahan bahan-bahannya. Semakin tinggi harga martabak itu, maka semakin banyak tambahan bahannya.  Jika yang biasa menggunakan 2 telur, maka yang spesial dan jumbo bisa menggunakan 3-4 butir telur. Belum lagi tambahan isi dagingnya tentu akan diperbanyak.

Di tempat jualan miliknya itu, per hari bisa laris hingga 300 martabak. Lain ketika di malam minggu atau malam libur, ia bisa menjual 400-450 martabak asin dalam beberapa jam saja.  Ketika ditanyai omzet perbulan, ia menuturkan bisa meraup keuntungan sampai Rp 20 juta per bulan. Itu sudah dengan membayar dua karyawan yang dipekerjakan untuk membantunya berdagang.

Di tempat terpisah, Mamad Rahmad, pedagang martabak yang berjualan di depan Pontianak Convention Center menuturkan, peminat kuliner martabak di Pontianak cukup tinggi. Tak jarang bermunculan usaha martabak di tempat-tempat ramai. Usaha ini umumnnya ditemukan di pinggir jalan.

Di tempatnya, dalam sehari bisa 40 martabak terjual, bahkan terkadang lebih dari itu. Menurutnya, potensi usaha martabak dapat dijadikan sandaran hidup, karena penghasilan yang dihasilkan dari makanan yang renyah disantap ketika panas itu cukup menggiurkan. Dalam proses pembuatannya juga tidak memakan waktu lama. Ketika ditanyai berapa omzet perbulan dirinya enggan menyebutkan. “Intinya omzetnya lumayan dan cukup untuk hidup,” terangnya. *    
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment