banner available

Peluang Bisnis dari Tanaman Hias

TANAMAN HIAS: Lina mengecek tanaman bunga miliknya yang ia tawarkan ke pembeli di kawasan Stadion Sultan Syarif Abdurahman. Bisnis tanaman hias cukup menjanjikan karena tingkat kerugiannya cukup kecil. HARYADI/PONTIANAKPOST
TANAMAN HIAS: Lina mengecek tanaman bunga miliknya yang ia tawarkan ke pembeli di kawasan Stadion Sultan Syarif Abdurahman. Bisnis tanaman hias cukup menjanjikan karena tingkat kerugiannya cukup kecil. HARYADI/PONTIANAKPOST

Jika Anda menyukai tanaman hias, tidak salah untuk membuka usaha di bidang ini. Jangan salah, prospek menjanjikan hadir di bisnis ini. Anda senang melihat keindahan tanaman dan uang pun datang.

TIDAK sedikit pengusaha sukses membangun usahanya berawal dari hobi. Seperti mereka yang menggeluti tanaman hias. Gustiar namanya. Walaupun usianya baru 25 tahun, namun pria asal Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas ini sudah memiliki usaha tanaman hias. Usaha yang diawali karena hobi berdiri sejak tahun 2009 lalu.

Namun tidak semerta-merta, Gustiar langsung memiliki usaha ini. Dia lebih dulu bekerja dengan orang lain. Setelah mendapatkan pengalaman dan teknik perawatan tanaman hias, alumnus Universitas Muhammadiyah Pontianak itu lantas memilih membuka usaha ini.

Gustiar mengaku senang melihat keindahan tanaman hias. Apalagi dia pernah mengenyam pendidikan mengenai pertanian. Selama tiga tahun di sekolah menengah kejuruan. “Saya memang senang dengan tanaman hias sejak sekolah dulu,” kata Gustiar sembari menyiapkan bibit tanaman hiasnya di kawasan GOR Pangsuma, siang kemarin.

Gustiar memilih tanaman hias yang ukurannya kecil. Dia menganggap prospeknya sangat bagus. Meskipun harganya murah, hanya kisaran Rp5 ribu saja, namun perputaran uangnya cepat. Bayangkan sekali beli biasanya dalam jumlah banyak. Sebab harganya sangat murah. Apalagi jika pembeli itu datang dari pengusaha hotel atau pemerintah. Pembelian bisa dalam ratusan pot kecil.

Alasan lainnya karena segmen ini minim resiko. Jika pun mati maka kerugian sangat kecil. Untuk perawatannya pun tidak rumit. “Paling di awal-awal saja. Ketika proses penyemaian bibit. Begitu sudah tumbuh tinggal dikasih pupuk dan air. Tanaman inipun tidak cerewet terhadap air, jadi tidak sulitlah merawatnya,” jelas pemilik Yahya Flora.

Tidak hanya Gustiar yang mengelola bisnis ini di kawasan GOR Pangsuma. Setidaknya lebih dari belasan pedagang tanaman hias. Dari kawasan GOR, Stadion SSA hingga ke Jalan M.T Haryono dan M Sohor.

Ramainya pedagang di kawasam tersebut seakan-akan menggambarkan jika tempat itu merupakan sentral penjualan tanaman hias. Tanaman yang dijual pun beragam.Dari bougenvil, mawar, melati, anggrek, lambosan, brokoli dan lain-lain. Jika tanaman hias itu berkelas, maka lokasi penjualan akan ditutupi pagar. Ini dilakukan untuk mengantisipasi tangan-tangan jahil.

Bagi Gustiar ancaman terbesar yang dihadapinya adalah banjir. Jika hujan lebat, maka kawasan tempatnya berjualan akan tergenang air. Akibatnya tanaman hiasnya bisa rusak. “Karena khawatir banjir, jadi lokasinya saya tinggikan. Saya timbun dengan tanah merah agar semakin tinggi,” jelas dia.

Ancaman ini juga yang dirasakan Lina, penjual tanaman hias di kawasan GOR Pangsuma. Alternatif yang dilakukan dengan meninggikan kawasan agar tidak tergenang air saat hujan turun. Lina sudah sembilan tahun berjualan tanaman hias. Usaha itu dibangun berawal dari hobi. Sebelum di tempat sekarang, Lina sudah berjualan tanaman hias di rumah. Setelah memiliki cukup modal, dia lantas mencari tempat khusus untuk memasarkan tanamannya.

Ada ratusan jenis tanaman hias yang dijualnya. Seperti bunga anak nakal, krokot dan bayam merah. Tiga jenis tanaman hias ini cukup laris manis diburu pembeli. Karena jenisnya kecil, pembelian pun dalam jumlah banyak.

“Bunga seperti ini tahan panas, sehingga digunakan untuk pembuatan taman. Perawatannya pun tidak sulit. Apalagi tidak cerewet terhadap air,” jelas pemilik Tia Flora ini.Meski bukan hanya dirinya saja yang berjualan tanaman hias di kawasan tersebut, Lina mengaku sesama pedagang tidak saling bersaing untuk mendapatkan konsumen.

Justru terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Misalnya jika dia menerima orderan bunga dalam jumlah banyak. Ternyata stock yang dimilikinya terbatas. Untuk menutupi kekurangan itu, stock tambahan datang dari pedagang lainnnya. Soal momen, menurut Lina akhir dan awal tahun merupakan momennya penjualan bunga laris manis. Biasanya pada momen-momen ini pemerintah membeli tanaman hias dalam jumlah banyak. Tujuannya untuk pembuatan taman di lingkungan kantor, fasilitas umum atau yang lainnya.**
Share on Google Plus

About MOMO

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment