 |
| PERAWATAN : Sri Mulyati menunjukkan produk kecantikan dari lidah buaya yang baik untuk kecantikan, khususnya wanita. FOTO : MARSITA/PONTIANAKPOST |
TAHUN 1980, lidah buaya sudah dibudidayakan di Kota Pontianak. Sebenarnya lidah buaya memiliki macam jenis. Namun di Kota Pontianak ada dua jenis yang sering dibudidayakan yakni aloe chinensis dan aloe barbadensis. Kedua jenis lidah buaya ini diolah menjadi produk berbeda.
Menurut Sri Mulyati, Kepala UPTD Agribisnis Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak, umumnya petani lebih banyak menanam jenis aloe chinensis. “Alo chinensis ini lebih banyak diolah untuk makanan dan minuman. Hingga saat ini hampir 30 varian. Sementara barbadensis itu untuk kosmetik, berupa shampoo, sabun, dan lainnya,” jelasnya sembari menunjukkan produk kosmetik hasil olahan UPTD Agribisnis Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak bersama apoteker.
Meskipun Kota Pontianak terkenal dengan olahan lidah buaya. Namun tidak semua lokasi cocok dan baik untuk pembudidayaan lidah buaya ini. “Paling cocok itu di Pontianak Utara, hasilnya lebih besar dan bagus. Di Rasau ada, tapi hasilnya tidak sebesar di Pontianak Utara. Ini karena lahannya gambut dan cuacanya lebih tropis,” beritahunya.
Namun kata Sri, kebutuhan bahan baku yang semakin meningkat tak sebanding dengan jumlah lahan yang ada. Ini bisa berpengaruh dengan pasokan bahan baku. “Produksinya tidak seperti dulu, lahannya itu sudah terbagi-bagi dengan sayuran jug,” jelasnya. Menurut dia, lidah buaya termasuk tanaman yang tidak terlalu rumit mengurusnya. Dia juga tahan dengan hama. “Paling cuma di pupuk, tanahnya dilembutkan. Dibersihkan dari gulma. Dia tahan sama hama penyakit, bahkan bisa tahan sampai 10 tahun,” ungkapnya. (mrd)
0 comments:
Post a Comment